Kamis, 25 Agustus 2011

Papa Tiri Panutanku

Perkenalkan, namaku Nina,
umurku 24 tahun. Aku memiliki
kehidupan seks yang cukup
menarik. Temanku
memberitahuku mengenai situs
RumahSeks dan ketika aku
pertama kali browse RumahSeks,
aku langsung tertarik untuk ikut
mencurahkan kisahku di situs
ini. Semoga kisahku ini dapat
menjadi salah satu bacaan yang
menarik.
*****
Kisah ini dimulai ketika aku
merasakan seks-ku yang
pertama dengan Papa tiriku
ketika aku masih berumur 16
tahun. Pada saat umurku 3
tahun, Papa kandungku telah
meninggal hingga ibu menikah
lagi dengan Oom Mardi ketika
umurku 5 tahun. Jadi, selama 11
tahun aku telah
menganggapnya sebagai Papa
kandungku, toh aku juga tidak
ingat lagi akan kehadiran Papa
kandungku. Namun, sejak
kejadian ini aku tidak hanya
menganggapnya sebagai Papa,
tapi sekaligus juga sebagai
pemuas nafsu birahiku.
Begitupun Papa Mardi yang
menganggapku sebagai anak
sekaligus budak seks-nya.
Untuk lebih memperjelasnya, aku
memiliki tubuh yang cukup
bagus dengan buah dada
berukuran 34B. Kulitku putih
bersih dengan rambut panjang
sepunggung. Aku beberapa kali
menonton dan membuka situs
porno karena rasa penasaranku
terhadap aktivitas seks yang
sangat digemari di kalangan
anak laki-laki. Ketika menonton
film-film porno itu, ada rasa
ingin mencoba karena kulihat
betapa nikmatnya wajah sang
wanita yang disetubuhi. Aku
pun sering membayangkan
bahwa yang ada di film itu
adalah aku dan pria idamanku,
namun ironisnya aku kehilangan
keperawanan bukanlah dengan
pria idamanku. Beginilah cerita
awalnya..
Pada suatu Minggu pagi, Ibuku
tidak ada di rumah hampir
sepanjang hari karena harus
menunggui kakaknya yang
sedang dirawat di rumah sakit.
Jadi, aku tinggal di rumah
sendiri. Ketika aku berjalan ke
ruang makan untuk makan pagi,
aku hanya melihat Papa seorang
diri sedang menyantap nasi
goreng.
"Pa, Mama mana? Kok gak ada?"
tanyaku sambil mengucek
mataku yang masih mengantuk.
Pada saat itu Papaku tidak
langsung menjawab, Ia
tercengang untuk beberapa saat
dan menatapku dengan
pandangan tajam. Ketika
kusadari, ternyata pada saat itu
aku mengenakan daster putih
tipis pendek yang tembus
pandang hingga memamerkan
lekuk tubuhku. Puting susuku
terpampang jelas karena aku
tidak memakai bra. Kurasakan
mukaku memerah dan spontan
aku menutupi dadaku.
"Ehem.. Nin, Mama pergi sejak
jam 4 subuh. Tante Firda
mendadak koma," kata Papa
segera setelah sadar dari
kagetnya.
"Apa?! Tan.. Tante koma?" ujarku
terbata-bata.
"Iya, Nin. Papa tahu kamu kaget.
Nanti kita jenguk jam 12 ya?"
Aku terisak sedih dan air mataku
mulai mengalir. Tante Firda
adalah tante favoritku. Ia sangat
baik terhadap Ibu dan aku.
Ketika aku masih terisak, Papa
segera menghampiri dan
memeluk diriku.
"Tenang Nin, masih ada harapan
kok," hiburnya sambil mengelus
rambutku.
Aku balas mendekapnya dan
mulai menangis tersedu-sedu.
Papa mengelus-elus punggungku
ketika aku menangis, namun
nafas Papaku terdengar berat
dan kurasakan penisnya yang
membesar menekan perutku.
Aku segera melepaskan
pelukanku namun Papa
menahannya.
"Pa, lepaskan aku!" jeritku
ketakutan.
"Tidak bisa, Nina sayang..
Salahmu sendiri menggoda Papa
dengan baju tipismu itu," ujar
Papa, kemudian tangannya mulai
meremas-remas pantatku
dengan gemas.
"Pa, jangan.. Nina gak mau, Pa!"
isakku sambil memberontak,
namun tenaga Papa jauh lebih
kuat daripadaku, tak ada
gunanya aku melawan juga.
"Kamu diam saja, sayang.. Enak
kok.. Nanti pasti kamu
ketagihan," bisik Papa sambil
terengah-engah, setelah itu
tangan Papa mulai menyusup ke
dalam celana dalamku dan
meremas kembali pantatku dari
dalam.
Aku berkali-kali melawan, namun
tak berdaya karena perbedaan
tenaga kami. Kemudian, Papa
mengangkat satu kakiku dan
menahannya selagi tangan
satunya meraih lubang
vaginaku.
"Ohh.. Pa.. Ja.. Jangan," rintihku.
Namun, kurasakan birahiku
mulai naik, bahkan lebih
daripada ketika aku menonton
film porno di kamarku diam-
diam. Jarinya dengan lincah
menggosok-gosok lubang
vaginaku yang mulai basah.
Nafasku juga mulai cepat dan
berat. Melihat reaksiku yang
mulai pasrah dan terbawa nafsu,
Papa melanjutkan aksinya. Ia
membawaku ke sofa ruang
tamu dan mendudukkan diriku
di pangkuannya dengan
posisiku memunggunginya. Tak
lupa pula ia membuka celana
dalamku dengan kasar.
Tangannya dengan kasar
membuka lebar-lebar pahaku
sehingga vaginaku terpampang
lebar untuk dijelajahi oleh
tangannya. Sebelum sempat
melawan, dengan sigap
tangannya kembali meraih
vaginaku dan meremasnya.
"Nin, memek kamu seksi banget..
Nanti Papa sodok ya.." bisik
Papaku di telingaku dan
menjilatinya ketika tangannya
mulai bermain di klitorisku.
Birahiku sudah tak tertahankan
lagi hingga aku pun pasrah
terhadap perlakuan Papaku ini.
Aku mulai mendesah-desah tak
keruan. Jilatan maut di telingaku
menambah nafsuku. Papa
terlihat mencari-cari titik rawan
di klitorisku dengan cara
menekan-nekan klitorisku dari
atas ke bawah. Ketika akhirnya
sampai di titik tertentu, aku
meracau tak karuan.
"Ahh.. Shh.. Paa.." desahku
bernafsu.
"Nin, Papa suka banget sama
kamu.." balas Papa sambil
mencium pipiku.
Jarinya dengan lihai menggosok-
gosok dan menekan titik rawan
itu dengan berirama. Rasanya
bagaikan melayang dan
desahanku berubah menjadi
rintihan kenikmatan. Tak sampai
15 menit kemudian, aku
mendapat orgasmeku yang
pertama.
"Paa.. Nina pengen pipiss.."
desahku tak tahan menahan
sesuatu yang ingin meledak di
dalam diriku, tanganku meremas
tangan Papa yang sedang
bermain di klitorisku dengan
bernafsu.
Di luar perkiraanku, Papa malah
memperkeras dan mempercepat
gerakannya. Papa
merebahkanku di sofa dan
merentangkan kedua pahaku.
Kurasakan jilatan lidah di bibir
vaginaku, rasa menggelitik yang
luar biasa menyerang tubuhku.
Jilatan itu menjalar ke klitoris
dan membuat vaginaku
membanjir. Di sela jilatan-jilatan
Papa yang maut, kurasakan
gigitan lembut di klitorisku yang
kian merangsang hasrat seks-ku.
Aku melenguh keras disertai
jeritan-jeritan kenikmatan yang
seakan menyuruh papaku untuk
terus dan tak berhenti.
Melihat reaksiku, Papa semakin
berani dan menggesekan jarinya
di liang vaginaku yang sudah
membanjir. Tak kuasa menahan
nikmat, aku pun mendesah keras
terus-menerus. Aku meracau
tidak beraturan. Kemudian
kurasakan sensasi yang luar
biasa nikmatnya tak lama
kemudian. Vaginaku
mengeluarkan cairan deras
bening yang sebelumnya belum
pernah kulihat. Papa tampak
senang melihatku mengalami
orgasme yang pertama. Setelah
sensasi nikmat itu surut,
kurasakan tubuhku lelah tak
berdaya bagai tak bertulang.
Papa membopongku ke
kamarnya dan menidurkanku di
kasur.
Papa memelukku dengan lembut.
Kami tidak berkata apa-apa.
Papa kemudian membuka
dasterku, kemudian Papa
tampak semakin bernafsu ketika
melihat payudaraku yang
berukuran cukup besar. Hasratku
sudah menurun dan rasa malu
mulai menyergapku hingga aku
segera menutupi payudara dan
vaginaku dengan kedua tangan,
namun Papa malah
menyingkirkan tanganku
dengan kasar. Lelah masih terasa
karena orgasme tadi sehingga
aku tidak mampu melawan.
"Pa.. Jangan, Pa. Sudah cukup..
Nina takut.." isakku mulai
menitikkan air mata. Melihat
reaksiku, Papa malah semakin
bernafsu.
"Nina sayang. Papa entot kamu
ya.. Oh, Nina. Memekmu pasti
nikmat. Sini Papa entotin ya,
sayang.." rayu Papa dengan
nafas memburu karena nafsu.
Dengan semangat 45, Papa
meremas payudaraku dengan
sangat keras. Pertama-tama, aku
berteriak kesakitan namun Papa
tak mempedulikan teriakan
minta ampunku, malah tampak
dia semakin bernafsu untuk
menyetubuhiku. Jari-jarinya
dengan terampil memilin
putingku diselingi dengan
cubitan keras sehingga lama
kelamaan teriakanku berubah
menjadi jeritan nikmat. Libidoku
mulai naik lagi dan vaginaku
mulai basah. Puting susuku yang
berwarna merah muda sekarang
berwarna merah tua karena
cubitan-cubitan kerasnya, begitu
pula dengan payudara putihku
yang berubah menjadi
kemerahan.
"Ahh.. Ahh.. Ukhh.. Paa.." racauku
tak karuan.
Merasa puas melihat reaksiku,
Papa membuka semua bajunya
dan betapa terkejutnya aku
melihat penis papaku yang
berukuran besar. Dengan
lihainya, Papa segera
menggesekkan kepala penisnya
yang kemerahan ke lubang
vaginaku yang sudah basah. Aku
merasakan sensasi lebih
daripada jilatan lidah Papa di
vaginaku sebelumnya hingga
kutanggapi sensasi luar biasa itu
dengan rintihanan keras
kenikmatan.
"Ahh! Papaa.. Ohh.. Entotin Nina,
paa.." racauku. Sudah hilang
kesadaran akan harga diriku.
Melihat lampu hijau dariku, Papa
segera menjalankan aksinya.
Dengan perlahan ia memasukkan
kepala penisnya ke dalam liang
vaginaku, namun terhalang oleh
selaput daraku. Papa tampak
kesulitan menembus selaput
daraku. Akhirnya dengan satu
sodokan keras, vaginaku
berhasil ditembus untuk
pertama kalinya. Rasa sakit luar
biasa terasa di vaginaku. Papa
dengan tanpa perasaan segera
menyodok-nyodok penisnya
dengan kuat dan keras di
vaginaku yang masih sempit.
Rasa sakit itu berubah menjadi
rasa nikmat bagaikan melayang
di surga. Papa mendesah terus-
menerus memuji kerapatan dan
betapa enaknya vaginaku. Penis
Papa yang panjang dan besar
terasa menyodok dinding
rahimku hingga membuatku
orgasme untuk kedua kalinya.
Papa tampak masih bernafsu
menggenjot vaginaku. Kemudian
Papa membalikkan badanku
yang telah lemas dan
menusukkan penisnya ke dalam
vaginaku lewat belakang.
Ternyata posisi ini lebih nikmat
karena terasa lebih menggosok
dinding vaginaku yang masih
sensitif.
"Oh Ninaa.. Memekmu bagaikan
sorga, Nin.. Nanti Papa entotin
tiap hari yaa.. Ahh.."
Akhirnya setelah menggenjotku
selama setengah jam, Papa
mendapatkan orgasmenya yang
luar biasa. Spermanya terasa
dengan kuat menyemprot
dinding vaginaku. Papa menjerit-
jerit nikmat dan badannya
mengejang-ngejang. Tangannya
dengan kuat meremas
payudaraku dan menarik-narik
putingku. Setelah orgasmenya,
Papa berbaring di sebelahku dan
menjilati puting susuku.
Putingku disedot-sedot dan
digerogotinya dengan gemas.
Tampaknya Papa ingin
membuatku orgasme lagi.
Tangannya kembali menjelajahi
vaginaku, namun kali ini jarinya
masuk ke dalam liang vaginaku.
Papa menekang-nekan dinding
vaginaku yang masih rapat.
Ketika sampai pada suatu titik,
badanku mengejang nikmat dan
Papa tampaknya senang sekali
hingga jarinya kembali
menggosok-gosok daerah
rawan itu dan menekannya
terus menerus. Wow! Rasanya
ajaib sekali! Terasa seperti ingin
pipis, namun nikmatnya tak
tertahankan. Ternyata itulah G-
Spot.
Aku tidak bertahan lama dan
akhirnya orgasme untuk ketiga
kalinya. Badanku mengejang dan
cairan orgasme kembali mengalir
dengan deras bercampur darah
keperawananku. Akhirnya, kami
menyudahi permainan seks kami
yang perdana dan mandi. Baru
setelah itu, kami pergi ke rumah
sakit.
Sejak kejadian itu, kami menjadi
sering melakukan hubungan
seks dan mencari-cari
kesempatan untuk
melakukannya tanpa
sepengetahuan orang lain.
Bahkan aku pernah membolos
sekolah karena pada saat itu
Papa sedang naik libidonya.
Akhirnya kami memesan hotel
dan sama-sama membolos, aku
dari sekolah dan Papa dari
kantornya. Papa juga
mengajariku berbagai posisi dan
bagaimana cara mengulum penis
dengan benar (blow-job). Ilmu
seks yang Papa berikan akhirnya
membuatku dicintai oleh
beberapa lelaki lain karena
serviceku yang memuaskan.
Itulah pengalaman seks-ku yang
pertama kalinya dan tak akan
kulupakan seumur hidup. Terima
kasih, Papa!
TAMAT

6 komentar:

  1. Balasan
    1. Cerita yang sangat menarik admin.. pengalaman sendiri ke?.
      Tumpang Iklan

      Best betul tuan..memang best..
      Apa yang best?.
      Ubat tuan memang jadi.. best sangat..
      Keras macam batu..tahan lama lak tu..
      Meraung isteri saya..hahahah
      Baguslah tu..teruskan usaha demi negara.
      Hehe..terima kasih tuan..
      Lain kali nak order lagi..

      >>>Enlarge XL Malaysia-Besarkan Zakar dan Panjangkan Zakar Semula Jadi! <<<

      Hapus
  2. apa gua harus koprol trus bilang "WOW GITHU !

    BalasHapus
  3. Best sangat cerita ni.. Buatkan saya nak baca tiap hari..
    Tumpang Iklan
    No 1 Di Malaysia..
    Lelaki mesti baca!!!~
    >>>Enlargexl:Besarkan Zakar dan Panjangkan Zakar Semula Jadi! <<<

    BalasHapus
  4. http://beritamurnivip.blogspot.com/2017/11/cek-cara-pisang-bikin-berat-badan-turun.html
    http://beritamurnivip.blogspot.com/2017/11/berebut-pucuk-beringin-usai-setya.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - Skype : Vip_Domino
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : VIPDOMINO99
    - No Hp : +855-8173-4523

    BalasHapus